Manfaat Pestisida Dan Penggunaannya Dalam Pertanian. 08125222117 WA/SMS Belanja Tani. Belanja Tani merupakan toko pertanian online yang menyediakan berbagai sarana dan prasarana tani terlengkap dengan kualitas terbaik.

Toko pertanian Belanja Tani jual berbagai sarana dan prasarana pertanian terbaik untuk memudahkan kegiatan petani dalam bercocok tanam. Produk pertanian kualitas terbaik yang kami jual contohnya seperti alat pertanian, benih tanaman, pupuk, zpt, pestisida, alat pertanian dan spare part, dll.

Pestisida memiliki manfaat dalam pertanian. Manfaat pestisida berpengaruh besar dalam perkembangan dan pertumbuhan tanaman karena mampu mengatasi berbagai organisme pengganggu tanaman.

Pestisida

Merupakan suatu bahan atau material yang digunakan untuk membasmi atau mengendalikan organisme – organisme pengganggu tanaman. Pestisida berasal dari kata pest (hama) dan cide (pembasmi). Sasaran penggunaan pestisida sangat bervariasi, mulai dari hewan mikroskopis, serangga, burung, mamalia, ikan, dll.

Pengaplikasian pestisida tidak sesuai dengan dosis akan menyebabkan kondisi tanaman menjadi lebih buruk, serta kondisi manusia dan lingkungan sekitar membuat ekosistem menjadi rusak.

Sejarah Pestisida

Penggunaan pestisida telah ada sejak tahun 2000 SM. Penggunaannya pada jaman itu bertujuan untuk melindungi tanaman budidaya. Pestisida pertama tersebut yaitu berupa sulfur yang ditebarkan pada lahan pertanian di Sumeria sekitar ± 4500 tahun lalu.

Dalam kitab suci Rig Veda menyebutkan bahwa tanaman beracun digunakan untuk mengendalikan hama. Abad ke 15, senyawa – senyawa berbahaya semacam timbal, raksa, dan arsenik mulai dimanfaatkan pada lahan pertanian untuk menjadi pestisida.

Pada abad ke 17, zat nikotin sulfat mulai diekstraksi  dari daun tembakau sebagai insektisida. Pada abad ke 19, pengembangan rotenon dari akar sayuran dan zat piretrum dari bunga krisan mulai berjalan. Sampai tahun 1950 – an, penggunaan pestisida berbahan dasar arsenik masih mendominasi.

Lalu penemuan DDT oleh Paul Herman Muller menjadi bahan dasar insektisida yang sangat efektif pada zamannya. Organoklorin mulai mendominasi, namun pada tahun 1975 Negara maju mulai menggantikan organoklorin dengan karbamat dan organofosfat.

Setelah itu, senyawa piretrin menjadi insektisida dominan. Tahun 1960 – an, penggunaan herbisida mulai berkembang dengan bahan dasar triazin, glisofat, dan asam karboksilat.

Pada tahun 1960 – an juga senyawa DDT menyebabkan banyak spesies burung pemakan ikan menjadi tidak bereproduksi. Karena itu, penggunaan pestisida berbahan dasar DDT berdasarkan Konvensi Stockholm dilarang, tetapi penggunaannya masih digunakan pada beberapa Negara berkembang untuk mengatasi nyamuk.

Baca Juga : Budidaya Labu Peluang Usaha Menguntungkan Bagi Petani

Manfaat Pestisida

Penggunaan pestisida bertujuan untuk memberikan manfaat untuk petani. Gangguan – gangguan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) membuat penggunaan pestisida menjadi sangat penting.

Manfaat – manfaat dari penggunaan pestisida contohnya seperti :

  1. Membantu membasmi hama – hama air
  2. Mengatasi dan mencegah terjadinya serangan hama dan penyakit yang berbahaya bagi tanaman
  3. Membasmi binatang – binatang yang menyebabkan penyakit pada tanaman dan manusia
  4. Mencegah hama – hama yang berbahaya pada hewan ternak dan peliharaan
  5. Memusnahkan binatang dan jasad renik
  6. Merangsang pertumbuhan tanaman
  7. Memberantas gulma atau tanaman pengganggu
  8. Mematikan daun serta mencegah terjadinya pertumbuhan yang tidak diinginkan

Manfaat – manfaat diatas bisa didapatkan asalkan diberikan sesuai dengan dosis dan kebutuhan tanaman. Namun, jika penggunaan pestisida terlalu berlebihan maka akan menyebabkan dampak negatif pada tanaman.

Bahaya Penggunaan Pestisida Secara Berlebihan

bahaya,pestisida adalah,jenis pestisida,bahaya pestisida

Penggunaan pestisida secara berlebihan bisa menyebabkan kondisi tanaman menjadi berbahaya. Karena itu, penggunaan pestisida harus sesuai dengan dosis agar manfaat penggunaannya tetap bisa dirasakan oleh tanaman.

Beberapa bahaya penggunaan pestisida secara berlebihan yaitu :

  • Terciptanya hama baru

Pengaplikasian pestisida secara berlebihan memang mampu membasmi hama secara tuntas. Namun, hal tersebut memiliki efek samping seperti terciptanya hama baru. Hama baru tersebut bisa saja lebih kebal daripada hama sebelumnya, sehingga membutuhkan penanganan lebih lanjut untuk mengatasinya.

  • Lahan sekitar menjadi terkontaminasi

Penyemprotan pestisida dengan dosis berlebih menyebabkan lahan sekitar menjadi terkontaminasi. Lahan yang telah terkontaminasi tersebut menyebabkan dampak negatif pada tanaman.

  • Tanaman mengalami kerusakan

Pemberian pestisida dengan dosis berlebih membuat tanaman rentan mengalami kerusakan. Kerusakan – kerusakan tersebut contohnya seperti timbulnya bercak hitam pada bagian daun atau warna daun menjadi berubah warna.

  • Pertumbuhan tanaman menjadi terhambat

Aplikasi pestisida secara berlebihan mampu menyebabkan pertumbuhan tanaman menjadi terhambat. Karena itu untuk mendapatkan manfaatnya maka cara pengaplikasiannya harus dengan dosis secukupnya saja agar tak mengganggu pertumbuhan tanaman.

  • Biaya pemeliharaan tanaman menjadi bertambah besar

Salah satu dampak negatif akibat penggunaan pestisida secara berlebihan yaitu mengakibatkan kerusakan pada tanaman. Karena itu, perlu biaya tambahan lagi untuk mengatasi kerusakan pada tanaman sehingga biaya pemeliharaan menjadi lebih besar.

  • Mematikan predator alami

Dalam rantai makanan selalu terdapat predator yang berfungsi untuk mengendalikan populasi hama. Karena itu, keberadaannya sangat menguntungkan bagi petani.

Pemberian pestisida berlebihan bisa menyebabkan kematian predator alami. Dengan begitu, maka populasi hama akan mengalami peningkatan dan kembali menyebabkan kerusakan pada tanaman.

Baca Juga : Benih Cabe Hot Beauty Pedas Memikat Dan Menguntungkan

Jenis Pestisida

Dibalik manfaat dan bahaya penggunaan pestisida, sampai saat ini petani masih menggunakannya karena dinilai masih efisien dan lebih manjur untuk mengatasi berbagai OPT penyebab kerusakan pada tanaman.

Setiap jenis pestisida memiliki fungsi masing – masing. Beberapa jenis pestisida yang bisa kita temui dalam kehidupan sehari – hari yaitu :

  • Fungisida

Fungisida merupakan pestisida untuk membasmi jamur /cendawan. Contoh dari produk – produk fungisida yaitu seperti fungisida nativo, copcide, octave, amistar top, topsin, demorf, dll.

  • Herbisida

Herbisida merupakan pestisida untuk memberantas tanaman pengganggu / gulma, seperti alang – alang, rumput teki, eceng gondok, dll. Produk – produk herbisida unggul di pasaran contohnya yaitu herbisida gramoxone, amexone, adengo, topshot, calaris, goal, kayabas, ally plus, convey, roundup, starmin, dll.

  • Insektisida

Insektisida merupakan pestisida untuk membasmi hewan serangga, seperti nyamuk, lalat, semut, rayap, ulat, wereng, belalang, kecoa, dll. Cara kerja dari insektisida yaitu dengan mengganggu serta merusak aktivitas biologis hewan serangga. Seperti dengan merusak sistem hormon, menghentikan proses perkembangbiakan, serta menyerang sistem pencernaan.

Beberapa contoh produk insektisida unggul di pasaran yaitu insektisida diazinon, movento, demolish, cronus, agrimec, dll.

  • Nematisida

Nematisida merupakan pestisida untuk mengatasi hama cacing. Hama cacing mampu merusak tanaman, terutama bagian akar atau umbi tanaman. Contoh produk nematisida unggul di pasaran yaitu nematisida furadan.

  • Rodentisida

Rodentisida merupakan pestisida untuk mengendalikan hewan pengerat. Cara kerja dari rodentisida yaitu dengan cara merusak sistem pencernaan hewan pengerat. Efeknya membutuhkan beberapa waktu sebelum bereaksi pada sasaran. Contoh produk rodentisida unggul di pasaran yaitu petrokum, brodirat, dll.

Baca Juga : Benih Melon Melindo 15 Anti Virus Favorit Petani

Hama Dan Penyakit Serta Produk Pestisida Untuk Mengatasinya

hama,penyakit,hama dan penyakit,produk,produk pestisida

Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) menjadi musuh utama petani dalam melakukan budidaya tanaman. Serangan OPT mengakibatkan berbagai dampak negatif seperti kerusakan pada tanaman dan menimbulkan kerugian bagi petani. Selain itu, serangannya juga mampu menularkan penyakit pada tanaman.

Hama dan penyakit yang terus mengalami perkembangan tentu akan menimbulkan ancaman yang semakin bervariasi. Karena itu perlu cara pengendalian yang tepat dan efektif untuk mengatasi serangan  hama dan penyakit.

Nah, salah satu caranya yaitu dengan menggunakan produk pestisida unggul. Penggunaan pestisida unggul akan memberikan efek signifikan pada tanaman, namun dengan dosis penggunaan secukupnya saja supaya tidak memberikan dampak negatif pada tanaman.

  • Penggorok Daun

Penggorok daun (Liriomyza sp.) merupakan salah satu hama yang banyak menyerang tanaman. Setelah dewasa, mereka akan berubah menjadi ngengat kecil berwarna abu – abu atau kecoklatan dan memiliki sayap berumbai dengan bercak gelap pada bagian atas sayap depan.

Lalat penggorok daun dewasa memiliki ukuran tubuh sepanjang ± 2 mm. Tanaman – tanaman yang  biasa menjadi inang dari lalat penggorok daun yaitu buncis, cabai, mentimun, semangka, kentang, tomat, labu, seledri, kacang panjang, oyong, terong, dll.

Gejala serangan penggorok daun pada tanaman yaitu daun menjadi menggulung, terdapat terowongan berkelok – kelok berwarna abu – abu atau putih pada jaringan epidermis daun, serta terdapat garis gelap putus – putus dalam terowongan tersebut.

Produk pestisida yang cocok untuk pengendalian penggorok daun contohnya yaitu insektisida agrimec, demolish, curacron, alfamex, dll.

  • Oteng – oteng

Hama oteng – oteng merupakan sejenis kumbang perusak daun dengan sayap berwarna kuning. Kumbang ini memiliki ukuran tubuh ± 1 cm. Kumbang oteng – oteng berkembang biak dengan cara bertelur.

Serangan hama oteng – oteng mampu menyerang berbagai tanaman, seperti labu, gambas / oyong, terong, mentimun, melon, dll.

Gejala serangan hama oteng – oteng yaitu akar tanaman menjadi rusak, tanaman menjadi layu, lalu pada akhirnya tanaman akan mati.

Produk pestisida yang cocok untuk pengendalian hama oteng – oteng contohnya seperti insektisida matador, curacron, dursban, dan regent.

  • Penyakit Layu Fusarium

Penyebab penyakit layu fusarium yaitu infeksi cendawan Fusarium Oxysporum. Cendawan ini mampu bertahan hidup pada sisa – sisa tanaman yang terinfeksi. Media penularannya umumnya berupa air dan udara. Pada musim hujan serangan cendawan Fusarium akan semakin parah karena cendawan lebih mudah berkembang biak dan menyebar.

Tingkat kelembaban tinggi, genangan air, serta pH tanah yang rendah juga turut membantu penyebaran penyakit layu fusarium menjadi lebih cepat. Serangan awal penyakit layu fusarium berawal dari bagian batang leher tanaman yang berdekatan dengan tanah. Bagian tersebut mengalami pembusukan dan berubah warna menjadi coklat.

Gejala serangan penyakit layu fusarium yaitu daun menjadi kekuningan, ruas daun menjadi berukuran kecil, serta batang tanaman menjadi busuk.

Produk pestisida yang cocok untuk pengendalian penyakit layu fusarium yaitu fungisida Octave 50 WP, Arashi, Trico G, Nativo, dll.

  • Penyakit Antraknosa

Penyebab penyakit antraknosa yaitu infeksi cendawan Colletotrichum. Penyakit antraknosa memiliki nama lain seperti hawar daun, hawar akar, ataupun ranting. Pada musim hujan tingkat infeksinya akan semakin parah karena tingkat penyebarannya membutuhkan air sebagai media penyebaran.

Cendawan Colletotrichum bisa bertahan hidup pada sisa – sisa tanaman yang terinfeksi. Serangan awalnya berasal dari masuknya cendawan ini melalui ranting muda atau daun.

Gejala serangan penyakit antraknosa contohnya seperti terdapat bercak berwarna coklat pada buah, lalu bercak tersebut meluas dan menyebabkan buah menjadi kering, busuk, dan akhirnya rontok.

Produk pestisida yang cocok untuk pengendalian penyakit antraknosa yaitu fungisida Antracol 70 WP, Ridomil Gold MZ 4 / 64 WG, Amistartop, Cabrio Top, dll.

  • Lalat Buah

Lalat buah merupakan hewan serangga berukuran kecil yang banyak menyerang tanaman. Serangga satu ini bisa dengan mudah kita jumpai pada tanaman seperti melon, nangka, jeruk, pisang, pepaya, jambu biji, belimbing, sawo, tomat, cabai, dll.

Siklus hidup lalat buah biasanya berlangsung selama 18 – 20 hari. Dalam sekali bertelur, lalat buah betina mampu menghasilkan telur sebanyak 50 – 100 butir. Setelah 2 – 5 hari, telur akan menetas menjadi larva dan mulai menyebabkan kerusakan pada buah tanaman inang.

Gejala serangan hama lalat buah pada tanaman inang seperti terlihat bintik hitam kecil pada kulit buah, buah menjadi berkeriput, dan terdapat bekas tusukan pada kulit buah.

Produk pestisida yang cocok untuk pengendalian hama lalat buah contohnya yaitu insektisida decis, rizotin, curacron, em4, cypermax, dll.

  • Penyakit embun tepung

Penyebab penyakit embun tepung yaitu infeksi cendawan Microsphaera diffusa. Cendawan ini biasanya menyerang bagian daun tanaman. Embun tepung menjadi salah satu penyakit tanaman yang penyebarannya cukup luas.

Tanaman inang dari cendawan ini yaitu seperti melon, pare, tomat, terong, cabai, semangka, timun, dll. Kondisi cuaca / iklim, jenis tanaman inang, umur dan kondisi tanaman merupakan faktor – faktor yang berpengaruh dalam tingkat keparahan serangan penyakit embun tepung.

Gejala serangan penyakit embun tepung contohnya seperti muncul bercak berwarna kuning sampai hijau pada bagian atas permukaan daun, dan pada gejala lanjutan terdapat jamur berwarna putih pada bagian bawah daun.

Produk pestisida yang cocok dalam pengendalian penyakit embun tepung yaitu topsin, trivia, ridomil gold, acrobat, score, nativo, dll.

Baca Juga : Pengairan Bantu Usaha Budidaya Tanaman Petani

Cara Aplikasi / Penggunaan Pestisida

Pengaruh teknik / aplikasi secara baik dan benar menjadi salah satu faktor keberhasilan dalam penggunaan pestisida. Untuk itu, Belanja Tani memberikan acara aplikasi pestisida secara baik dan benar.

Secara umum, teknik aplikasinya terdiri dari 6 jenis cara aplikasi. 6 jenis cara aplikasi tersebut contohnya seperti :

  • Penyemprotan

Aplikasi dengan cara penyemprotan merupakan cara yang paling banyak digunakan oleh petani. Teknik penyemprotan biasanya menggunakan formulasi pekatan yang bisa diemulsi dan pekatan yang bisa dilarutkan.

  • Pengasapan

Teknik aplikasi dengan cara pengasapan bertujuan untuk mengendalikan hama pada ruangan tertutup. Teknik pengasapan juga tidak menghasilkan residu, sama seperti teknik fumigasi.

Cara aplikasi pengasapan yaitu dengan mencampurkan pestisida dengan solar. Tujuan pencampurannya yaitu untuk membentuk asap.

  • Penghembusan

Cara aplikasi dengan penghembusan memiliki kelebihan tidak membutuhkan air, namun sangat rentan terhadap angin. Teknik penghembusan biasanya menggunakan formulasi tepung, meskipun banyak petani masih merasa asing dengan cara aplikasi seperti ini.

  • Penaburan

Aplikasi dengan cara penaburan umumnya bertujuan untuk mengatasi serangan hama dalam tanah atau jaringan tanaman. Bentuk formulasinya yaitu berupa butiran dengan cara kerja sistemik.

  • Fumigasi

Aplikasi dengan cara fumigasi bertujuan untuk pengendalian nematoda. Cara aplikasi dengan teknik fumigasi yaitu dengan memberikan gas beracun. Penggunaan teknik fumigasi sangat baik karena tidak menghasilkan residu dalam tanah.

  • Pengumpanan

Aplikasi dengan cara pengumpanan yaitu dengan mencampurkan bahan pestisida dengan makanan supaya hama sasaran nantinya memakan bahan makanan yang sudah tercampur tersebut.

Baca Juga : Benih Cabe Imperial 10 Anti Virus Disukai Petani dan Pedagang

Demikian artikel berjudul Manfaat Pestisida Dan Penggunaannya Dalam Pertanian ini saya tulis dan sampaikan kepada Anda semua. Hubungi toko pertanian Belanja Tani melalui no. telepon 082141747141 (Khusus Layanan Telepon) atau 08125222117 (Khusus Layanan WA/SMS).

Produk – produk Belanja Tani yang telah Anda pesan siap kami kirimkan dengan jaminan pasti sampai ke alamat tujuan. Belanja Tani siap kirim pesanan produk melalui perusahaan jasa pengiriman terpercaya seperti Wahana, Pos Indonesia, Tiki, JNE, Indah Logistik, JNT, dll.

Semog artikel ini memberikan dampak positif dan memberikan manfaat untuk Anda semua. Sampai bertemu pada artikel lainnya. Terima kasih dan salam sukses selalu.