Cara Menanam Oyong Agar Menghasilkan Panen Produksi Tinggi

Oyong adalah sayuran yang merupakan salah satu kelompok Cucurbitaceae atau labu – labuan yang tumbuh dengan cara merambat.

Sayuran ini memiliki kandungan gizi dan nutrisi yang tinggi, sehingga banyak orang menyukai Oyong karena bermanfaat untuk menjaga kesehatan tubuh.

Oleh karena itu dengan melakukan budidaya tanaman Oyong, dapat meningkatkan keuntungan petani karena banyak orang menyukainya.

Dalam kegiatan budidaya tanaman Oyong, petani harus melakukan penanaman yang tepat agar Oyong dapat menghasilkan panen berproduksi tinggi.

Berikut ini adalah beberapa cara penanaman dari tanaman Oyong agar mendapatkan hasil panen dengan produksi tinggi.

  • Persiapan Benih

Untuk mendapatkan hasil panen yang berproduksi tinggi, petani harus menggunakan benih tanaman yang memiliki kualitas terbaik.

Salah satu contohnya adalah Benih Oyong Anggun Tavi yang terbukti berkualitas terbaik serta tahan serangan virus gemini.

Dengan menggunakan benih Oyong Anggun Tavi petani dapat melakukan pemanenan dalam waktu yang cukup singkat.

Berapa masa panen Oyong? Oyong dapat petani panen saat tanaman berusia sekitar 40 sampai 45 hari setelah tanam.

Sehingga dengan menggunakan Benih Oyong Anggun Tavi tahan virus gemini, dapat menghasilkan panen yang berproduksi tinggi.

  • Persiapan Lahan Tanam

Agar tanaman dapat tumbuh dengan sehat dan maksimal sebaiknya petani mengolah lahan tanam terlebih dahulu.

Pengolahan lahan tanam dapat petani lakukan dengan cara membersihkan gulma atau rumput liar yang lainnya pada sekitar lahan tanam.

Setelah melakukan pembersihan gulma petani dapat melakukan penggemburan tanah dengan cara mencangkulnya atau dapat juga petani melakukan pembajakan pada tanah.

Lalu petani dapat membuat bedengan dengan lebar 80 sampai 100 cm dengan panjang dan tingginya petani sesuaikan dengan lahan tanam. Untuk jarak dari setiap bedengan yang dapat petani buat adalah sekitar 2 sampai 2.5 meter.

Selanjutnya petani memeriksa tingkat keasaman atau pH tanah pada sekitar lahan tanam yang akan petani gunakan.

Jika pH tanah kurang dari 5.5 petani dapat menaburkan dolomit pada saat 7 sampai 10 hari sebelum melakukan pemupukan dasar.

  • Pemberian Pupuk Dasar

Untuk pupuk dasar yang dapat petani berikan adalah dapat menggunakan pupuk kandang atau Urea, TSP, KCL serta Kompos.

Jika petani akan memakai pupuk Urea, TSP, KCI dapat menggunakan perbandingan dari pupuk sekitar 1:2:1.

Kemudian petani dapat melakukan pemupukan dasar dengan merata pada bedengan, lalu ratakan kembali dengan tanah.

Setelah pemupukan dasar, biarkan lahan tanam sekitar 7 sampai 10 hari, lalu petani dapat memasang mulsa pada sekitar bedengan.

Pemasangan mulsa ini bertujuan agar gulma tidak tumbuh pada sekitar lahan tanam serta menjaga kelembaban dari tanah.

  • Penanaman Oyong

Setelah pemberian mulsa plastik, petani dapat membuat lubang tanam dengan jumlah 1 sampai 2 baris dalam satu bedengan.

Untuk jarak tiap lubang tanam petani dapat membuatnya dengan jarak sekitar 70 sampai 80 cm atau dapat petani sesuakan.

Benih Oyong Anggun Tavi yang sudah siap, dapat langsung petani tanam pada lahan tanam tanpa perlu petani semai terlebih dahulu.

Agar dapat tumbuh secara bersama sebaiknya petani melakukan perkecambahan benih Oyong Anggun Tavi terlebih dahulu.

Perkecambahan dapat petani lakukan dengan cara kulit benih Oyong Anggun Tavi pada bagian tunas tumbuh petani retakkan menggunakan gunting kuku.

Kemudian petani merendamnya pada air hangat selama sekitar 10 sampai 12 jam dan dapat petani tambahkan sedikit ZPT.

Setelah itu petani meniriskan benih Oyong Anggun Tavi lalu bungkus menggunakan kain yang cukup lembab.

Apabila sudah berkecambah maka benih Oyong Anggun Tavi sudah siap petani tanam pada lahan tanam pertanian.

Untuk hasil optimal, petani menanam 1 benih Oyong Anggun Tavi setiap lubang tanam dengan akar tunas berada pada bagian bawah.

Kemudian tutup kembali lubang tanam yang sudah petani tanami benih Oyong Anggun Tavi menggunakan tanah yang tipis.

Apabila tanah pada lahan tanam terlihat kering, petani dapat menyiramnya sampai tanah terlihat cukup basah.

Jika perlu, petani dapat menaburkan nematisida pada sekitar benih lahan tanam agar tanaman terhindar dari serangan hama.’

Baca Juga : Budidaya Sayuran Sumber Keuntungan Petani Indonesia