Contoh Hama Berbahaya Yang Bisa Menyerang Tanaman Saat Budidaya
Buka Daftar Isi :
Beberapa contoh hama berbahaya yang dapat menyerang ke tanaman budidaya, akan mampu menghambat masa pertumbuhannya.
Dengan masa perkembangan dari tanaman yang terganggu, dapat berdampak terhadap turunnya produktivitas hasil panen secara drastis serta kualitas panen tersebut menjadi buruk.
Oleh sebab itu, petani perlu memperhatikan adanya hama berbahaya yang menyerang ke tanaman, agar dapat mengatasinya dengan segera.
Jika petani segera memberantas serangan hama berbahaya pada tanaman, keadaannya akan lebih aman, sehingga pertumbuhan tanaman akan berjalan sehat.
Akan tetapi, sebelum mengatasi hama berbahaya yang menyerang tanaman, petani perlu mengenal berbagai contoh hama tersebut terlebih dahulu.
Pada bawah ini adalah beraneka contoh hama berbahaya tanaman, yang mampu mengganggu perkembangan tanaman budidaya.
Kutu Kebul
Kutu kebul atau whitefly merupakan hama utama yang menyerang beberapa tanaman, terutama hortikultura seperti sayuran, buah – buahan, dan tanaman hias.
Hama ini termasuk dalam suatu kelompok serangga Hemiptera dan umumnya berasal dari famili Aleyrodidae.
Ukuran hama kutu kebul lumayan kecil, yaitu sekitar 1 – 2 mm, dengan warna tubuhnya putih atau kekuningan. Hama ini juga memiliki sayap yang tertutupi lapisan mirip bedak.
Kegunaan sayap tersebut untuk berpindah dari satu tanaman ke tanaman lainnya, meskipun jaraknya tidak terlalu jauh.
Siklus hidup kutu kebul berawal ketika hama betina meletakkan telur pada permukaan bawah daun. Telur tersebut biasanya akan berkelompok dan berukuran kecil.
Jika telur sudah menetas, nimfa (tahap larva) mulai menghisap cairan dari daun tanaman. Nimfa mengalami beberapa instar sebelum berubah menjadi dewasa.
Tahap selanjutnya merupakan kutu kebul dewasa, yang aktif bergerak dan terbang, mencari tanaman inang baru untuk menghisap cairan dan bertelur kembali.
Hama kutu kebul mampu menghisap getah dari daun tanaman, menyebabkan tanaman kekurangan nutrisi, sehingga daun menjadi kuning, layu, atau rontok.
Kutu kebul juga bisa mengeluarkan cairan manis bernama honeydew, yang dapat memicu pertumbuhan jamur jelaga hitam pada daun.
Jamur tersebut akan mampu untuk menghambat proses fotosintesis tanaman dan merusak penampilan tanaman.
Untuk mengendalikan hama kutu kebul, petani harus selalu menjaga kebersihan tanaman dan lingkungan lahan tanam.
Memakai perangkap lengket, menggunakan predator alami hama ini dan aplikasi insektisida dengan dosis yang tepat.
Thrips
Thrips merupakan suatu serangga kecil yang sering menyerang berbagai jenis tanaman, baik tanaman hortikultura, tanaman pangan, maupun tanaman hias.
Ukuran hama thrips biasanya cukup kecil, yaitu sekitar 1 – 2 mm, dengan warnanya yang bervariasi, seperti coklat, hitam atau kuning.
Tubuhnya memanjang dengan sayap sempit yang berumbai halus pada pinggirnya. Sayap ini memungkinkannya terbang dalam jarak pendek, meskipun lebih sering merayap.
Siklus hidup thrips bermula saat hama betina meletakkan telur pada bagian dalam jaringan tanaman, yang lebih umumnya pada bagian bunga atau daun.
Apabila telur sudah menetas, nimfa thrips memakan jaringan tanaman, terutama dengan menghisap cairan sel dari daun, bunga, atau buah. Nimfa biasanya berwarna lebih terang dan tidak bersayap.
Nimfa dewasa mengalami fase pupa sebelum menjadi serangga dewasa. Pupa biasanya berada pada dalam tanah atau permukaan tanaman.
Selanjutnya merupakan thrips dewasa, yang akan aktif serta mengakibatkan kerusakan lebih lanjut pada tanaman, serta bertelur untuk melanjutkan siklus hidupnya.
Hama thrips mampu menghisap cairan sel dari daun dan bunga, menyebabkan jaringan tanaman menjadi kering, munculnya bintik keperakan, atau bercak coklat.
Pada tanaman berbuah, thrips dapat merusak permukaan buah, menyebabkan buah terlihat berparut, kering, atau mengalami perubahan warna.
Untuk mengendalikan hama thrips, petani harus merotasi tanaman secara rutin, selalu menjaga kebersihan lahan pertanian, menggunakan perangkap hama.
Memanfaatkan musuh alami hama thrips serta mengaplikasikan insektisida dengan dosis dan cara pemakaian yang tepat.
Ulat Grayak
Ulat grayak atau Spodoptera spp. adalah hama serangga yang merusak bagi berbagai jenis tanaman, seperti jagung, padi, kedelai, dan kapas.
Warna dari hama ulat grayak umumnya hijau hingga coklat tua, yang mempunyai garis longitudinal pada sepanjang tubuhnya.
Panjang ulat dapat mencapai 3 – 5 cm saat dewasa. Mereka memiliki kepala berwarna coklat gelap dengan pola mirip huruf “Y” terbalik.
Siklus hidup ulat grayak berawal saat hama dewasa meletakkan telur secara berkelompok pada bagian bawah daun atau batang.
Telur tersebut biasanya akan tertutup oleh bulu dari tubuh hama betina dan berwarna putih atau krem.
Setelah menetas, ulat muda mulai memakan jaringan daun, dan seiring pertumbuhannya, mereka dapat merusak lebih banyak bagian tanaman.
Ulat grayak memasuki tahap pupa pada bagian dalam tanah. Pada tahap ini, ulat berubah menjadi ngengat dewasa.
Tahap selanjutnya adalah ngengat dewasa yang aktif pada malam hari dan terbang untuk mencari pasangan serta meletakkan telur baru, melanjutkan siklus hidupnya.
Ulat grayak mampu memakan daun tanaman, seringkali mulai dari tepi daun dan bergerak ke arah tengah. Mereka akan menghabiskan seluruh daun, hanya menyisakan tulang daun.
Pada tanaman muda seperti jagung atau padi, ulat grayak bisa menyerang titik tumbuh, menyebabkan kematian tanaman atau menghambat pertumbuhan.
Untuk mengendalikan hama ulat grayak, petani dapat merotasi tanaman secara rutin, mengumpulkan dan memusnahkannya secara masal.
Memakai musuh alami hama ini dan menggunakan insektisida, dengan dosis serta cara pemakaiannya yang harus petani perhatikan.
Baca Juga : Jual Harga Spontan 500Ml Murah Yang Ampuh Untuk Membasmi Hama
Leave A Comment