Penyakit Keriting Pada Cabai Dapat Menghambat Pertumbuhan Tanaman

Berbagai penyakit yang menyerang tanaman cabai dapat berdampak buruk terhadap ekosistem sektor pertanian, sehingga perlu untuk petani basmi dengan cepat.

Contoh penyakit yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman cabai adalah penyakit keriting daun, yang dapat merusak daun sehingga proses fotosintesisnya terhambat.

Apabila daun dari tanaman cabe, rusak maka proses dari fotosintesis tanaman akan terhambat serta proses penyaluran nutrisi juga bisa terganggu.

Penyaluran dari nutrisi yang terganggu, akan berpengaruh terhadap hidup tanaman cabai, sehingga proses dari pemasakan buah akan mengalami gangguan.

Selain menghambat pertumbuhan, serangan penyakit keriting juga menurunkan kualitas panen tanaman cabai, bahkan serangan yang parah menyebabkan tanaman gagal panen.

Dengan turunnya kualitas buah tanaman cabai maka dapat merugikan petani, sebab buah cabe berkualitas buruk, yang tidak sesuai standar klasifikasi.

Sehingga, jika terdapat serangan penyakit keriting pada budidaya tanaman cabai, petani harus mengatasinya agar tanaman tetap tumbuh dengan aman.

Ketika mengatasi serangan penyakit keriting, salah satu hal yang merepotkan adalah penularan dari penyakit ini yang bisa lewat berbagai media.

Proses penyebaran penyakit keriting juga cukup cepat, sehingga apabila segera petani atasi, seluruh tanaman budidaya cabe akan terancam terkena penyakit.

Persebaran dari penyakit keriting ini bisa lewat beberapa media contohnya udara, air, atau lewat hama yang sedang memakan tanaman cabe.

Tanaman yang telah terkena penyakit ini bisa mengakibatkan penularan terhadap tanaman cabai lain yang ada pada satu lahan tanam pertanian

Penularan dari penyakit keriting bisa lewat media tanah maupun air hujan yang sedang membanjiri lahan tanam dari tanaman cabe.

Sehingga untuk mengatasinya, petani bisa melakukan pembabatan atau pemotongan tanaman yang sudah terinfeksi penyakit daun keriting pada tanaman cabai.

Kemudian, petani dapat membakar tanaman cabai yang sudah petani potong tersebut, agar penyakit keriting tidak menyebar.

Selanjutnya, petani dapat melindungi tanaman cabai dengan memakai insektisida untuk keriting daun cabe yang terkenal efektif melindungi tanaman.

Baca Juga : Cabai Kastilo Kualitas Terbaik Tahan Antraknosa

Jenis Hama Yang Menyebabkan Penyakit Keriting Daun Cabe

insektisida untuk cabe keriting, daun cabe keriting, daun cabai keriting, cara mengatasi cabe keriting daun, mengatasi keriting daun cabe, keriting daun cabe

Jual Insektisida Keriting Untuk Daun Cabe Harga Murah Kualitas Terbaik | Belanja Tani

Penyakit keriting yang berbahaya terhadap budidaya tanaman cabe adalah penyakit yang biasanya terbawa oleh berbagai hama yang mengkonsumsi tanaman cabai.

Sehingga penyebaran penyakit ini lumayan cepat, jika beraneka jenis hama yang terkena penyakit ini menyerang lahan tanam dari tanaman cabe.

Tetapi berbagai jenis hama yang mendatangkan bibit penyakit keriting mempunyai daya tahan yang cukup kuat ketika bertahan hidup pada lingkungan.

Oleh sebab itu, proses pemberantasan hama harus memakai insektisida untuk keriting daun cabe yang terkenal efektif untuk menjaga tanaman cabai.

Sebab jenis hama yang membawa penyakit keriting juga lumayan banyak, maka petani bisa mengetahui ciri serangan pada budidaya tanaman cabe.

Pencegahan yang petani usahakan bisa terjadi dengan efektif, sistematis, serta menghemat biaya perawatan lahan tanam dari budidaya tanaman cabe.

Berikut ini adalah berbagai jenis hama yang dapat menjadi suatu faktor penyebab penyakit keriting pada tanaman cabe :

Hama Thrips

Hama thrips adalah salah satu hama yang dapat menyerang daun untuk memperoleh cairan dari tanaman cabai, untuk menjadi makanannya.

Thrips umumnya dapat bersembunyi pada bagian bawah daun dari tanaman cabai, yang sangat mudah untuk petani temukan sebab mobilitasnya rendah.

Populasi dari hama thrips akan sangat tinggi, saat akan memasuki musim kemarau, serta ketika musim hujan populasinya akan menurun.

Sebab saat musim penghujan hama thrips biasanya akan hanyut terkena air, sehingga tidak dapat bertahan hidup, terutama saat hujan deras.

Beberapa jenis hama thrips mempunyai sistem reproduksi Partenogenesis, yakni suatu sistem reproduksi yang tidak membutuhkan pembuahan dari sel jantan.

Dengan sistem reproduksi tersebut, tidak heran hama thrips dapat berkembang dengan cepat ketika musim kemarau.

Siklus hidup thrips juga cepat ketika masuk fase dewasa, yakni sekitar 3 – 4 minggu yang kemudian thrips akan bertelur lagi.

Daun yang mendapat serangan thrips adalah daun berumur muda, yang akan nampak bintik berwarna perak yang perlahan berubah menjadi coklat.

Setelah berubah warna menjadi coklat, daun muda tersebut akan mengkerut ke atas, agak kaku serta perlahan akan rontok.

Hama Tungau

Tungau adalah musuh dari segala budidaya tanaman pertanian, yang biasanya menyerang daun muda serta tunas muda dari tanaman cabe.

Hama tungau dapat berkembang biak dengan sangat cepat, sehingga tungau cukup sulit untuk petani basmi, sehingga merepotkan petani.

Saat dalam masa reproduksi, tungau bisa memproduksi sekitar 20 telur, yang masa hidup hama tungau dewasa sekitar 2 – 4 minggu.

Telur hama tungau memerlukan tiga hari untuk menetas serta lima hari untuk berubah menjadi tungau dewasa yang berkembang biak lagi.

Gejala dari hama tungau yang menyerang budidaya tanaman cabe, pucuk daun akan berubah warna, serta adanya bintik kuning.

Apabila petani abaikan, bintik kuning pada daun cabe tersebut akan mulai berubah warna menjadi coklat.

Saat bintik pada daun cabe tersebut perlahan meluas, warna bintik tersebut akan berubah warna menjadi kehitaman.

Daun dari tanaman cabai yang mendapat serangan hama tungau teksturnya lumayan keras serta menggulung ke bawah menebal serta menjadi keriting.

Saat musim kemarau, populasi dari hama tungau akan cukup meningkat, tetapi saat musim penghujan populasinya akan berkurang cukup drastis.

Hama tungau dapat bertahan hidup dengan menghisap cairan daun dari tanaman cabe, kemudian hama ini akan bersembunyi.

Biasanya, hama tungau akan bersembunyi pada bagian bawah daun tanaman cabe, agar tidak terkena panas matahari langsung.

Pemakaian mulsa dapat membantu petani, sebab warna perak pada bagian atasnya akan merefleksikan sinar matahari pada tempat bersembunyinya hama ini.

Petani juga dapat mengatasi serangan dari hama tungau dengan memotong tanaman yang telah terinfeksi penyakit keriting.

Hama Kutu Daun

Kutu daun adalah jenis hama yang pertumbuhannya cukup cepat ketika musim kemarau, tetapi saat musim penghujan akan lemah.

Untuk cara mengatasi serangan dari hama kutu daun, petani dapat melakukan berbagai hal yang lumayan ampuh.

Seperti dengan menerapkan jarak tanam dari tanaman cabe, sehingga penyebaran dari penyakit keriting yang menyerang tanaman cabe tidak maksimal.

Petani juga bisa memotong tanaman cabe yang telah terinfeksi penyakit keriting, lalu petani bakar untuk mencegah penyebaran penyakit ini.

Kutu daun umumnya menyerang daun tanaman cabe yang masih berusia muda, yang saat memakannya hama ini akan mengeluarkan cairan HoneyDew.

Cairan tersebut dapat menarik perhatian dari semut, yang bisa menyebabkan penyakit baru akan tumbuh pada tanaman cabe.

Semut yang tertarik dari bau cairan HoneyDew akan bergerombol pada bagian bawah batang tanaman cabe, dan akan menyebabkan tumbuhnya jamur.

Tumbuhnya jamur tersebut dapat mengakibatkan tanaman cabe terkena berbagai serangan penyakit berbahaya yang lainnya.

Gejala dari serangan hama kutu daun adalah, daun tanaman cabe umumnya akan menguning, yang apabila petani biarkan akan berubah warna.

Perubahan warna tersebut yakni dari coklat akan menjadi menghitam serta perlahan daun tanaman cabe akan rontok.

Baca Juga : Obat Daun Cabe Mengkerut Lindungi Tanaman Pertanian