Jenis Gulma Liar Yang Dapat Mengancam Pertumbuhan Tanaman
Buka Daftar Isi :
Keberadaan gulma liar pada lingkungan sekitar lahan budidaya dapat mengancam proses perkembangan tanaman, yang sedang petani jalankan budidayanya.
Sebab, gulma bisa bersaing dengan tanaman untuk mendapatkan kebutuhan air, unsur hara, serta cahaya matahari, yang tanaman perlukan supaya dapat tumbuh sehat.
Bermacam – macam penyakit atau hama berbahaya yang menyerang tanaman juga dapat tumbuh dengan baik pada gulma liar.
Untuk itu, apabila petani mengetahui adanya gulma yang tumbuh liar pada lahan tanam, harus mengatasinya segera, agar tidak mengganggu pertumbuhan tanaman.
Namun, sebelum petani membasmi pertumbuhan gulma liar, harus mengenal beraneka jenis gulma liar tersebut.
Dengan petani mengenal beberapa jenis gulma liar tersebut, dapat mengetahui teknik pemberantasan yang manjur dan sesuai.
Berikut adalah berbagai jenis gulma liar yang dapat mengancam pertumbuhan tanaman serta bisa tumbuh liar pada sekitar lahan budidaya.
Ageratum Conyzoides
Ageratum conyzoides adalah salah satu gulma tropis yang berasal dari wilayah Amerika Tengah dan Selatan.
Tumbuhan ini kini tersebar luas pada berbagai daerah tropis dan subtropis seluruh dunia, termasuk Asia Tenggara.
Ciri – ciri umum dari gulma Ageratum conyzoides adalah suatu tanaman herba tahunan atau semak kecil yang tingginya 30 – 90 cm.
Daunnya memiliki bentuk bulat telur hingga lonjong, dengan warna hijau, dan memiliki tepi yang agak bergerigi. Sementara akarnya serabut yang dangkal.
Gulma ini dapat berkembang melalui biji yang kecil dan ringan, memungkinkan penyebaran lewat angin, air irigasi, atau aktivitas manusia.
Satu tanaman gulma ini dapat menghasilkan ribuan biji dalam waktu singkat, yang membuatnya sangat invasif.
Umumnya gulma Ageratum conyzoides dapat tumbuh pada lahan terbuka seperti ladang, pinggir jalan, perkebunan, dan padang rumput.
Dampak dari kehadiran gulma ini pada lahan tanam adalah, dapat berkompetisi dengan tanaman budidaya, sehingga mengancam pertumbuhannya.
Ageratum conyzoides memiliki sifat alelopati, yaitu mengeluarkan senyawa kimia yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman lain pada sekitarnya.
Untuk mengendalikan gulma Ageratum conyzoides, petani dapat memangkasnya secara manual dan aplikasi herbisida dengan memperhatikan dosisnya.
Eleusine Indica
Eleusine indica atau rumput landak merupakan suatu gulma tumbuh pada daerah tropis serta subtropis. Tanaman ini sering tumbuh pada sekitar lahan pertanian, taman, dan jalanan.
Gulma Eleusine indica biasanya dapat tumbuh setinggi 30 – 60 cm, meskipun kadang bisa mencapai 1 meter dalam kondisi ideal.
Batang dari gulma ini umumnya agak tegak atau sedikit merunduk dan beruas, berwarna hijau muda hingga keunguan.
Daunnya panjang dan sempit, mirip dengan daun rumput lainnya, dengan ujung daun lancip. Daunnya juga licin dan dapat memiliki sedikit bulu halus pada bagian bawah.
Penyebaran dari gulma Eleusine indica dapat lewat air, angin atau aktivitas manusia. Setiap tanaman dapat menghasilkan ribuan biji, yang berperan dalam penyebaran gulma ini.
Eleusine indica dapat tumbuh pada berbagai macam habitat, termasuk ladang pertanian, taman, jalanan, dan area terbuka lainnya.
Tanaman ini lebih suka tanah subur dan lembab, tetapi juga dapat tumbuh pada tanah yang lebih kering dan kurang subur.
Dampak kehadiran gulma Eleusine indica, adalah dapat mengalahkan tanaman budidaya secara cepat, yang akan menurunkan keragaman hayati.
Gulma ini juga dapat menjadi pengganggu yang serius pada beberapa pertanian, termasuk padi, jagung, kedelai, dan kapas.
Untuk mengendalikan gulma Eleusine indica, petani bisa memangkasnya secara manual, merotasi tanaman dengan rutin.
Petani juga dapat menggunakan herbisida untuk memusnahkan gulma Eleusine indica, dengan memperhatikan dosis dan cara aplikasinya.
Fimbristylis Miliacea
Fimbristylis miliacea merupakan suatu jenis gulma yang dapat tumbuh pada berbagai habitat tropis dan subtropis, terutama pada lahan pertanian.
Gulma Fimbristylis miliacea umumnya dapat tumbuh dengan ketinggian sekitar 30 – 60 cm, walaupun juga bisa lebih dari 1 meter.
Batangnya ramping, tegak, dan seringkali bercabang, dengan warna hijau yang terkadang sedikit kemerahan atau ungu pada bagian bawahnya.
Daunnya berbentuk lancip, tipis, dan memanjang, dengan ujung runcing dan tepi halus. Daun ini biasanya muncul bersusun pada sepanjang batang.
Fimbristylis miliacea dapat berkembang melalui biji yang sangat kecil. Biji tersebut dapat tersebar jauh oleh angin, air, atau aktivitas manusia, menjadikannya gulma yang invasif.
Reproduksi dengan biji adalah cara utama untuk penyebaran tanaman ini, yang dapat menghasilkan banyak biji dalam waktu singkat.
Gulma Fimbristylis miliacea lebih suka tumbuh pada tanah lembab, seperti sekitar sungai, saluran irigasi, rawa – rawa, atau ladang basah.
Meskipun demikian, tanaman ini juga dapat tumbuh pada tanah yang lebih kering asalkan mendapat cukup sinar matahari.
Sebagai gulma pada lahan budidaya, gulma Fimbristylis miliacea seringkali dapat merugikan tanaman budidaya.
Tanaman ini dapat bersaing dengan tanaman pertanian untuk mendapatkan ruang, air, dan nutrisi tanah, yang akan menurunkan produktivitas hasil panen.
Untuk mengendalikan gulma Fimbristylis miliacea, petani dapat memangkasnya secara manual, merotasi tanaman dengan rutin.
Petani juga bisa mengaplikasikan herbisida untuk membasmi gulma Fimbristylis miliacea, dengan memperhatikan dosis dan cara aplikasi yang tepat.
Baca Juga : Jual Harga Herbisida Clincher Murah Dan Berkualitas Terbaik
Leave A Comment